Kamis, 14 Januari 2010

PRESIDEN BALKADABA

  1. “….Aku Balkadaba
    Aku mengurai diri jadi kristal
    Aku bertopeng cahaya palsu
    Kupompa teknologi menuju budaya tanpa kecerdasan
    Kristalku memancar melalui gelombang
    Memecah pikiran manusia sampai terkeping-keping
    Menyeret hati mereka ke ruang-ruang gampa
    Membanting jiwa manusia hingga terputus saraf-sarafnya….”
  2. “….Aku berpesta pora
    Bersama kerumunan manusia
    Yang mripatnya telah tiba pada kesanggupan yang terendah dan hina
    Yakni melihat hanya beberapa warna yang paling sederhana
    Serta membaca kekerdilan angka-angka
    Akulah Balkadaba, kupecah diri jadi jutaan kadal-kadal
    Menelusup di balik rerumputan, berhijab rimbun dedaunan
    Kadal-kadalku mengepung rumahmu
    Menyandera tanah, air dan pepohonanmu
    Kadal-kadalku menyamar jadi berbagai jenis binatang dan manusia
    Aku hadir dan menguasai pasarmu, tanpa bisa kau perhatikan
    Kadal-kadalku datang untuk kalian remehkan
    Karena meremehkan adalah awal mula kekalahan
    Kadal-kadalku berkeliaran supaya tak kalian perhitungkan
    Sebab tak dihitung orang adalah modal utama kemenangan
    Aku memenuhi bumi agar terlupakan
    Aku menguntit ke manapun langkah kalian
    Kutandai jalan peradaban kalian yang membentang
    Yang segera berujung di gerbang kehancuran….”
  3. “….Tak perlu habiskan waktu memperdebatkan neo-liberalisme. Itu barang lawas, resminya sejak Kultuurstelsel kerja paksa 1830-1870, cuma sekarang caranya sangat canggih, halus dan tidak kentara. Modal utamanya adalah kebodohan rakyat, yang setiap zaman dibikin lebih bodoh dan lebih bodoh lagi: sejak Van de Venter datang dengan politik etis, hingga foundation jaman sekarang. Uang hasil perampokan global disisihkan 1-2% untuk biaya pura-pura menolong rakyat kecil. Negara itu papan nama omong kosong, apalagi kalau Pemerintahnya hanya menjadi makelar modal internasional, sehingga memilih pejabat-pejabatnya berdasarkan kepentingan itu….”


         Ditulis oleh Emha Ainun Najib
         Sumber dari www.padhangmbulan.com

Artikel Terkait :



0 komentar:

Posting Komentar